Solo The Spirit of Java : Mangkunegaran Performing Art 2011


Memenuhi undangan Panitia lomba Blogger dan Animasi dalam rangka meramaikan rangkaian acara Pekan Informasi Nasional 2011 di Solo, saya menghadiri acara Mangkunegaran Performing Art 2011 (yang meskipun tidak diundang oleh panitia pun akan tetap saya hadiri :D) pada hari Jum'at 20 Mei 2011. Pukul setengah 7 malam lebih sedikit saya bersama adik datang ke Puri Keraton Mangkunegaran Surakarta. Dan dengan kebetulan yang tidak disengaja, kostum batik saya terlihat sedikit serupa tapi berbeda dengan salah satu panitia malam itu (red : mas Soni)


Pada pukul 19.20, musik karawitan mulai terdengar di pendhopo Keraton Mangkunegaran, mempersilahkan para hadirin untuk menempati kursi yang disediakan pantia acara. Karena acara ini memang dibuka untuk umum, maka pengunjung nya pun tak sekedar para Tamu undangan saja, namun berbagai Turis dari dalam dan luar negeri, serta masyarakat Solo yang antusias terhadap acara-acara kebudayaan di kota Solo pun ikut meramaikan acara MPA ini. Hal pertama yang menarik mata saya malam itu adalah satu keluarga “Bule” yang datang malam itu. Terlihat antusiasme terpancar dari tatapan mata anak-anak keluarga ini, dan yang paling menarik adalah, mereka berdua sangat imut ~, hehehe..

Back to the main topic, setelah dibuka oleh MC, acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama, dipandu oleh seorang Ibu berbaju merah sebagai dirigen didepan. Para pengunjung dan tamu undangan diminta untuk berdiri sejenak bersamaan dengan dilantunkannya lagu Indonesia Raya dengan sangat Khidmad.




Selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara ini secara resmi dibuka oleh G.P Haryo Herwasto Kusumo sendiri.

Tak lama setelah itu, inti acara Mangkunegaran Performing Art 2011 pun dimulai. Sang MC yang bersembunyi di sebelah barat pendopho pun membacakan prolog mengenai tarian yang pertama, yaitu "Tari Gambyong Pareanom". Beksan Gambyong Pareanom merupakan tarian penyambutan tamu (sehingga cocok sekali dijadikan sebagai tarian pembuka) dan berkembang menjadi tarian hiburan. Dan untuk Gambyong Pareanom Mangkunegaran telah diwirengkan sehingga kostum yang dipakai oleh para penari tidak memakai kemben lagi, tetapi mekak dengan memakai jamang. Untuk warna kostum sesuai dengan namanya Pareanom adalah hijau dan kuning. Tari ini berkembang pada masa pemerintahan Mangkunegoro VII dan ditarikan oleh 7 penari putri dari Langenpraja Pura Mangkunegaran.




Tarian ini mendapatkan sambutan yang sangat meriah dari para penonton, karena keindahan tarian serta kegemulaian para penarinya, para penonton merasa "disambut" oleh Keraton Mangkunegaran Surakarta.

Tarian kedua yang disajikan malam itu adalah tari "Srimpi Pandelori". Beksan Srimpi Pandelori menceritakan peperangan Sang Dyah Sirtupelaheli, putri dari Sri Karsinah yang sedang naik burung garuda, melayang diankasa mencari keberadaan suaminya Sang Ambyah yang dipenjara oleh Prabu Kanyun di Parangakik.

Dikerajaan Parangakik, adik dari Raja ParangAkik bernama Kusuma Sudarawerti ingin menolong mengeluarkan sang Ambyah dari penjara walaupun ditentang kakaknya. Karena dalam mimpi Sudarawerti merasa ada wangsit bahwa sang Ambyah akan menjadi suaminya. Selanjutnya memang terjadi pernikahan itu, setelah Sang Ambyah dikeluarkan dari penjara. Dan ketika sang Dyah Sirtupelaheli bertemu dengan Kusuma Sudarawerti terjadilah peperangan itu. Karena semua tidak ada yang terkalahkan akhirnya semua mengakui dan menyetujui untuk berdamai dan menerima Sang Ambyah menjadi suami bersama. Tari ini berkembang di Puro Mangkunegaran pada Pemerintahan Sri Paduka Mangkunagoro V. Sajian ini ditarikan oleh 4 penari putri dari Langenpraja Pura Mangkunegaran.


Tanpa ada jeda tarian ketiga malam itu pun segera disajikan setelah tarian kedua selesai. Tari ketiga yang ditampilkan adalah adalah tari "Wireng Narayana - Kalakresna". Tari ini adalah tarian yang paling menarik perhatian saya, karena kostum salah satu Penari nya yang menyerupai Butho dengan kostum dan make up yang didominasi warna merah dan topeng taring yang dipakai.

Tarian ini menceritakan pada saat Narayana melamar Dewi Rukmini. Dewi Rukmini mau diperistri Narayana dengan satu syarat, yaitu Narayana harus menjadi seorang raja. Karena kuatnya keinginan Narayana, dia kemudian meminta saran gurunya yaitu Bengawan Patmonobo yang memberinya saran untuk melawan Prabu Kalakresna dari kerajaan Dworowati (yang kostumnya sangat menarik perhatian saya tadi :D). Akhirnya terjadilah peperangan antara Narayana dan Prabu Kalakresna yang dimenangkan oleh Narayana.

Pada saat kemenangan Narayana, turunlah Bethara Narada, yang kemudian menyuruh Narayana untuk memakai mahkota Prabu Kalakresna, dan diberi nama Prabu Kresno. Prabu Kresno lalu menjadi raja dikerajaan Dwarawati dengan permaisuri Dewi Rukmini.

Tarian ini merupakan ciptaan dari Gusti Pangeran Haryo Herwasto Kusumo dan ditarikan oleh 2 orang penari putra dari Langenprojo Pura Mangkunegaran.

Karena kedua tarian diatas memiliki tema yang menceritakan tentang Peperangan, tarian ini cenderung memiliki gerakan pertarungan. Pada tari Srimpi Pandelori misalnya, meskipun ditarikan oleh penari perempuan, para penari tersebut juga dilengkapi senjata berupa busur panah. Adegan pertarungan langsung dapat dilihat pada Tari Wireng Narayana - Kalakresna. Tari Wireng Narayana - Kalakresna juga tak lepas dai penggunaan senjata sebagai atribut tariannya. Pemeran Narayana sendiri menggunakan 2 senjata untuk melawan Prabu Kalakresa yaitu Keris dan Panah,sedangkan Prabu Kalakresna melawan dengan senjada Gada.

Tarian terakhir yang disajikan malam itu adalah tari "Bregodo Pareanom". Bregodo Pareanom adalah sebuah simbol prajurit atau pasukan perang wanita yang disebut dengan nama "SINELIR", yang merupakan hasil panggulo werithah Raden Mas Said dan Matah Ati dengan cirikhas busana "Kuning Hijau". Sebuah karya tari tentang spirit yang ditafsirkan bebas.

Saling membantu dan dibantu

Saling memberi dan menerima

Dan saling dilengkapi dalam sebuah tembang

Merupakan terjemahan dari bait-bait lagu yang dilantunkan dalam pementasan tarian yang terakhir ini merupakan benih-benih mutiara kehidupan yang menggambarkan "LAKU" Raden Mas Said dalam upaya mewujudkan cita-cita luhur untuk menuju tatanan yang lebih baik.




Acara yang diadakan selama 2 malam yaitu tanggal 20 dan 21 Mei 2011 ini mendapat banyak antusiasme dari masyarakat kota Solo, tidak hanya memenuhi kursi yang disediakan oleh para panitia, para pengunjung juga duduk disekitar layar yang digunakan untuk memperbesar tampilan acara malam itu sehingga penonton dibagian belakang masih bisa melihat dengan jelas, dan juga duduk disekitar kolam ditengah halaman Keraton Mangkunegaran Solo.

Perbedaan yang terlihat dari Mangkunegaran Performing Art tahun lalu adalah pada acara kali ini terdapat stand bazar makanan disebelah barat pendopo. Bazar makanan ini menjual berbagai makanan khas Solo, seperti lodoh pindang, ketan srikaya, podang tape pedaki, soup lidah, nasi pulen, wedang ronde, es dawet dan lain lain. Keputusan untuk menyediakan bazar makanan diacara ini sangat tepat, karena malam itu para pengunjung antusias mendatangi stand-stand makanan yang tersedia dan bahkan duduk ditempat yang disediakan dan menikmati hidangan makanan khas Solo sambil mendengarkan alunan musik yang menjadi pengiring tarian yang sedang disajikan.




Event ini selesai berbarengan dengan berakhirnya penampilan tarian terakhir sekitar pada pukul 10 malam. Banyak hal yang saya dapatkan malam itu. Tak sekedar rasa lelah karena mondar mandir kesana kemari karena hasrat untuk mengambil foto yang sangat banyak, tak hanya foto bersama para penari yang memberikan penampilan memukau malam itu, tak hanya snack, kaos dan pin yang diberikan panitia Pekan Informasi Nasional 2011, tetapi juga pengalaman, pengetahuan, serta rasa cinta yang bertambah kepada kebudayaan kota Solo yang saya cintai ini :)


Last but not Least, saya kasih bonus foto saya bersama para artis malam itu (narsis mode : on ~)

Foto bareng salah satu penari "Gambyong Pareanom"

Foto bareng G.P. Haryo Herwasto Kusumo

Sebelum beranjak pergi, pastikan anda hadir pada festival kebudayaan yang diadakan di kota Solo sebentar lagi (yang paling saya nantikan adalah Solo International Performing Art 2011 tanggal 1 Juli 2011 nanti)..Siapa tahu, kita bisa bertemu..hehehehe :D



credits :
1.Dzulqarnaen at http://radendzulqarnain.wordpress.com/2011/05/16/mangkunegaran-performing-art-2011/ buat foto pamflet Mangkunegaran Performing Art 2011 nya
2. Deni Agus Kristianto untuk foto-fotonya
3. Ismail Ahmad Abdat untuk kamera digital nya ~
4. adek saya tercinta karena sudah bersedia menemani saya
5. dan tentu saja panitia Lomba Blog dan Animasi Pekan Informasi Nasional atas kesempatannya :D


  • Facebook
  • Twitter
  • Digg
  • Delicious
  • Google Buzz

0 komentar:

Posting Komentar